Saturday, 27 October 2012

Sumpah Gue Sumpah Pemuda!

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Baru aja baca barisan-barisan yang ada di Sumpah Pemuda, lalu tiba-tiba otak diahlikan lagi ke para generasi muda Indonesia. Satu hal yang dipikirin itu: "Apa kita semua sudah menanamkan nilai-nilai yang ada di barisan ini di dalam diri kita semua?"

Ya untuk yang ketiga jangan ditanya lagi, itu mah sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi untuk yang kedua dan pertama...

Agak diragukan keberadaannya sekarang (jengjengjeng)

Tapi sepertinya kalau mencoba membahas barisan yang pertama dan kedua, pasti akhir-akhirnya bisa nyangkut dengan yang namanya nasionalisme.

Oke emang nasionalisme tuh berkobar sangat kalo udah ditambah sama yang namanya sepakbola, tapi masa cuma sepakbola atau yang bersangkutan dengan olahraga aja sih. Jujur aku kagum banget sama nasionalisme orang-orang Indonesia, apa lagi orang-orang "tempo doeloe," beuh itu mah jangan ditanya lagi, tapi terkadang suka kasihan sama orang-orang Indonesia zaman sekarang.

"Eh eh eh, kita ke Singapura yuk! Barang-barang disana banyak banget yang nggak ada di Indonesia lho~"

Jujur aja kadang telinga saya sendiri suka nyeri ngedenger yang kayak gitu.

"Akh Indonesia, malesin. Mending ke luar negeri keren."

Yang ini harus dicobain diceburin ke laut-laut Indonesia dulu kali ye.

Saya sendiri makin jauh dari tanah air, malah makin cinta, mungkin itu juga awalnya dair rasa kepunyaan terhadap Indonesia sendiri. Di mata dunia itu negara kita justru beruntung banget! Budaya, kita ada segudang, kekayaan alam, silahkan hitung sendiri, apa sih yang nggak menarik dari Indonesia?

Nasionalisme rasanya kurang lengkap ya kalau nggak ada yang namanya persatuan.
Ngomong-ngomong soal persatuan, yang namanya tawuran lagi marak tuh...


(courtesy: mobile.seruu.com)

Tawuran diawali dengan sekelompok pemuda-pemuda yang sok jagoan...

dan berakhir dengan...

(courtesy: merdeka.com)

Penghinaan.

Hoi, dulu Soekarna & Hatta itu nggak kerja secara individual untuk memerdekakan yang namanya Bangsa Indonesia. Ada gitu tawuran? Ada, tapi ngelawan Belanda, bukannya saling ngebantai satu sama lain. Nah, bedanya disitu. Mereka tahu kalo mereka saling cekcok ngeributin hal-hal seperti perbedaan suku lah, agama, budaya, latar belakang keluarga, dan lainnya, pasti pihak lain yang bakal menang. 

"Anak Sulawesi, lawan Anak Jakarta.
Anak petani, lawan anak orang kaya.
Siapa yang menang? Belanda!"

Kalimat yang jleb sangat ini kira-kria bunyinya seperti itu, saya ambil dari salah satu adegan di film "Merah Putih." Bagi saya kalimat ini terkeren pertama, lalu pilihan saya yang kedua "Bau Orang Belanda itu seperti keju." (?)


(courtesy: id.wikipedia.org)

Tuh, bahkan di posternya saja disebutkan "Untuk merdeka mereka bersatu"


Hari-hari seperti Hari Sumpah Pemuda ini paling nggak bisa mengajarkan kita semua sedikit pelajaran, hadiah dari para pendahulu kita semua, orang-orang yang selalu menaruh harapan pada para generasi mudanya. Untuk itu lah, jangan sampai harapan mereka musnah!

Bagi para generasi muda dengan impiannya yang tinggi, bagi para penerus bangsa Indonesia, selamat Hari Sumpah Pemuda!

Dadah

-Nibras Sakkir




No comments:

Post a Comment